Baturraden memang tidak ada matinya! anugerah Tuhan sang pencipta alam telah memberkahi daerah ini dengan begitu banyak pesona alam. khusunya curug (air terjun) yang jumlahnya sangat banyak, salah satunya adalah Curug Carang dimana masih belum banyak orang tahu keberadaanya. Saya, Om Iyan, Mas alif, Adit, dan Dika pergi kesana tanggal 5 Mei 2015.
Bermula kami berkumpul di sebuah SPBU daerah Pabuaran jam 9:30 dan sampai di Desa Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden kurang lebih 30 menit. Disana kami menitipkan motor di rumah warga, sungguh warga desa yang sangat ramah menyambut kedatangan kami, walupun sebenarnya saya belum terlalu mengerti bahasa ngapak banyumasan jadi saya hanya bisa melemparkan senyum tebaik saya saja. *smile*
"Dalane angel, kowe pada kudu nggawa tali nggo nuruni tebing. Nggo jaga-jaga men selamet." tutur warga setempat yang artinya jalannya susah, kalian harus membawa tali untuk menuruni tebing. untuk jaga-jaga agar selamat. Kaget sekali ketika salah satu warga menyarankan untuk membawa tali yang pastinya akan sedikit lebih ekstrim dari dugaan. saya langsung melihat kostum diri sendiri, saya hanya memakai celana pendek dan sandal jepit yang sering aku pake keluar masuk kamar mandi. "Aduh saya salah kostum ini!" celetuk saya, mereka hanya bisa tertawa puas.
|
Pesona keindahan Curug Carang |
Petualangan pun di mulai, saya memutuskan untuk tidak memakai sandal. karena percuma saja memakai sandal, yang ada nanti saya terpeleset atau bisa jadi tali sandalnya putus. Benar-benar track diluar dugaan, saya pikir track Curug Carang ini seperti Curug Telu yang sangat mudah sekali untuk dilalui, nyatanya saya harus menyebrangi sungai, menuruni tebing, meloncat-loncat diantara bebatuan besar seperti latihan ninja. asik sih, tapi akan lebih asik lagi jika saya memakai sepatu gunung, perjalanan pasti akan lebih mudah dan nyaman. *legowo nerimo nasib*
Kami sungguh menikmati perjalanan yang sudah disediakan oleh alam, sekumpulan kupu-kupu berwana kuning berterbangan ketika tempat mereka berkumpul terinjak oleh kaki Om Iyan. Saya mendengar suara burung, suara dari dedaunan pohon bambu yang tertiup angin menambah sensasi relaxasi menembus alam pikiran bawah sadar saya. Ditengah perjalanan, sandal Dika ternyata putus "
welcome to the club nyekerss Dika!!" dalam hati sebenarnya saya sangat senang sekali karena ada teman yang bisa merasakan sensasi pijatan batu kerikil di sepanjang perjalanan menuju Curug Carang. *laugh*
Setelah kami sampai di Curug Carang, saya latunkan dengan keras "Allahu Akbar!!! Allah maha besar!" sungguh pemandangan yang sangat mempesona kami sampai diwaktu yang tepat dimana sinar mentari menerangi ekosistem disekitar Curug Carang. *tear* tak lupa saya segera mengaktifkan kamera digital andalan saya, frame demi frame saya tangkap memanfaatkan momen cahaya yang sedang menyinari alam ciptaan Tuhan yang masih tersembunyi dan masih jarang disentuh manusia. Lansung saja ini lah hasil jepretan saya menggunakan kamera saku.
|
Adit berpose dihadapan Curug Carang |
|
Ekosistem curug yang masih alami dan jarang dikunjungi orang |
|
Mas Alif dan Om Iyam si pasagan mesra :D |
|
Adit sedang duduk disela perjalan dengan latar Curug Carang |
|
Track yang sungguh luar biasa indah, dengan latar pemandangan Curug Gagak |
|
Sungguh ekosistem yang masih terjaga, Curug Carang memang indah sekali |
Mantapp keren and wonderful place, pastinya pengen banget ke sana.berendam, nikmati sejuknya air ituuu..
BalasHapussini bang wane, visit Banyumas. banyak Curug yang asik buat berendam. airnya segar, mata iar dari Gunung Slamet.
HapusMy Trip My Adventure! Lnjutkan. Ayo lagii, hhaha..
BalasHapusayo ke curug yang lainnya lagi Om Yan.
HapusWow rasanya jdi pengen kesana
BalasHapusayo ke sini de!
Hapus